Waktu itu, sehabis magrib, hujan
turun cukup deras. Saya di atas motor, pulang kerja, serta dibalut jas hujan
yang selalu tembus dan tidak bisa menjaga saya tetap kering di dalam. Ya, waktu
itu saya sendiri, tidak bersama si Nyonya.
Saya sudah meniatkan untuk makan
soto ceker di dekat kantor karena perut sudah lapar. Saya enggak tahu rasanya
tuh soto dan reputasi tempatnya. Yang saya tahu, hujan, lapar, di dekat kantor
ada tukang soto ceker kalau malam. Jadi, saya ke sana mencoba sesuatu yang
baru. Ahzek.
Saya pesan satu soto ceker. Harganya
Rp12.000,00 sudah pakai nasi. Dari segi rasa, buat saya enak. Tidak berbeda
dengan rasa soto ayam yang lain. Tapi yang beda, cekernya guede. Sempat ada
rasa agak jijik. Dulu, saya enggak suka ceker karena ceker itu adalah kaki ayam
yang dipakai jalan ke mana-mana enggak pakai sandal. ENGGAK PAKAI SENDAL.
Akan tetapi, setelah berjalannya
waktu dan keadaan ekonomi Indonesia yang turun naik, membuat saya harus bisa
makan makanan apa saja yang ada, saya pun kini bisa makan ceker.
Makan soto ceker khas Lamongan ini
puas. Cekernya poool. Ceker tersebut saya kuliti dengan gigi. Jari-jarinya saya
gerogoti sampai lepas. Hingga ceker tersebut tidak lagi berbentuk ceker, tapi
hanya tulang yang berserakan.
Saya sempat mendokumentasikan
makanan dengan kamera yang seadanya dan lampu yang temaram sebelum mulai menyantap.
Soto ceker khas Lamongan itu
letaknya di Jl. Sentosa Raya No.47, Mekar Jaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa
Barat 16411. Dekat dengan Puskesmas Sukmajaya dan Yaspen Tugu ibu. Kalau dari
arah Jalan Ir. H. Juanda, jalan lurus lewati Yaspen Tugu Ibu, lalu jalan lurus lewati
puskesmas, lalu arahkan wajah ke kiri jalan. Tidak jauh dari puskesmas kamu
akan menemukannya hahaha.
Salam empat jari! (Catatan: setahu
saya ceker memiliki empat jari)
Jual Cytotec Obat Aborsi Asli Tuntas
BalasHapusObat Aborsi Pil Penggugur Kandungan
Obat Aborsi Manjur